Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Mundur Mendadak Jelang Pilkada, Airlangga Disebut Hadapi Tekanan Political Ghost

 Pengunduran diri mendadak Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar menjadi topik hangat di kalangan politikus dan pengamat politik tanah air.

Mohammad Anas RA, Direktur Eksekutif FIXPOLL Indonesia, memberikan pandangan mendalam mengenai faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi keputusan ini.

Anas menyebut bahwa momentum pengunduran diri Airlangga sangat mengejutkan, terutama karena terjadi menjelang pendaftaran bakal calon kepala daerah.

"Momentumnya yang membuat daya kejut sebab jelang 16 hari pendaftaran bakal calon Kepala daerah," ujar Anas dalam keterangannya yang diterima fajar.co.id (11/8/2024).

Menurutnya, Airlangga menghadapi tekanan politik yang besar, yang digambarkan sebagai "political ghost," dari internal dan eksternal partai.

"Saya melihat airlangga sedang menghadapi political Ghost yang membuat dirinya mendapat pressure politik," ucapnya.

"Baik dari internal maupun dari pihak eksternal yang boleh jadi ingin mengambil alih kepemimpinan partai Golkar," sambung dia.

Anas juga mencatat bahwa upaya untuk mendongkel Airlangga dari kepemimpinan Golkar telah berlangsung lama.

"Saya kira agenda mendongkel airlangga dari pucuk ketua umum sudah berjalan sejak lama hanya saja Airlangga Masih mampu Memainkan irama indah digolkar sehingga masih bisa bertahan," tukasnya.

Namun, Airlangga sebelumnya masih mampu mempertahankan posisinya berkat dukungan solid dari struktur internal dan organisasi sayap partai.

"Sebab secara internal struktur dan organisasi sayap partai Golkar solid mendukung Airlangga kembali memimpin partai," imbuhnya.

Secara internal, Golkar dinilai solid dalam mendukung Airlangga karena prestasinya dalam mengembalikan kejayaan partai dan diterima baik di internal.

"Karena dinilai sosok bisa diterima diinternal dan berprestasi mengembalikan kejayaan partai Golkar," tandasnya.

Kekuatan eksternal yang membidik posisinya akhirnya membuat Airlangga tidak mampu lagi bertahan dari tekanan politik tersebut.

"Jadi saya melihat ini kekuatan besar eksternal Yang masuk membidik Airlangga dan Airlangga tak kuasa menangkis bidikan politik yang tertuju kepadanya sehingga akhirnya menyatakan mengundurkan diri dari kursi ketua umum," kuncinya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri dari kursi Ketua Umum Partai Golkar hari ini, Minggu, (11/8/2024).

Dalam pengunduran dirinya secara resmi, dia menyampaikan bahwa Partai Golkar akan terus melangkah ke depan dan memberi kontribusi positif bagi tanah air yang dicintai.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia ini menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan permohonan maaf atas kesalahan dan kekurangannya selama memimpin Golkar.

“Kepada seluruh rakyat Indonesia, terima kasih atas dukungan dan kepercayaannya selama ini kepada partai Golkar sebagai pembawa harapan bagi kemajuan bersama," ucap Airlangga.

"Sebagai pribadinya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan atau kesalahan yang saya lakukan selama ini,” sambung dia.

Airlangga kembali menegaskan bahwa dengan kebersamaan uang erat, Indonesia akan menjadi negeri uang semakin membanggakan.

“Sekali lagi terimakasih atas bantuan, kerjasama, serta persahabatan kepada semua pihak," tambahnya.

Di akhir pernyataannya itu dia mengutip satu bait dalam Himne Partai berlambang pohon beringin itu.

"Sebagai penutup, perkenankan saya untuk mengutip satu bait dalam himne partai Golkar. Hiduplah Golongan Karya. Semoga Tuhan selalu melindunginya,” kuncinya seperti dikutip dari fajar


Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Agung Laksono merespons soal isu Bahlil Lahaladia yang disebut akan menjadi Ketua Umun Partai Golkar definitif pengganti Airlangga Hartarto. Ia mengaku bahwa belum ada usulan dari internal Bahlil akan menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

"Enggak dengar-dengar saya, ada selintingan-selintingan saja," kata Agung saat dihubungi, Minggu (11/8/2024).

Agung pun membeberkan syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar. Salah satunya, kata dia, harus siap dan pernah menjadi pengurus Partai Golkar baik di tingkat pusat maupun daerah.

"Pernah jadi pengurus yang siap secara riil, secara sah, pernah jadi pengurus pusat, maupun daerah, itu bisa diterima menjadi Ketua Umum. walaupun tidak otomatis, tapi itu persyaataan," ujar Agung.***

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved