Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pemerintahannya mampu menurunkan tingkat pengangguran hingga kemiskinan ekstrem dalam 10 tahun menjabat.
Hal itu diungkapkapkannya dalam pidato kenegaraan di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
Ia menjabarkan angka kemiskinan ekstrem mampu diturunkan dari sebelumnya 6,1 persen menjadi 0,8 pesen di tahun 2024.
Kemudian angka stunting bisa dikurangi dari sebelumnya 37,2 persen menjadi 21,5 persen di tahun 2023.
"Tingkat pengangguran juga mampu kita tekan dari sebelumnya 5,7 persen menjadi 4,8 persen di tahun 2024,” kata Jokowi.
Jokowi juga memaparkan perlindungan bagi masyarakat ekonomi bawah juga telah memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Ia mencontohkan Rp 361 triliun anggaran Kartu Indonesia Sehat (KIS) selama 10 tahun ini telah digunakan untuk membiayai layanan kesehatan lebih dari 92 juta peserta Jaminan Kesehatan Naisonal (JKN) per tahun.
"Mulai dari usia dini sampai lansia yang tersebar di seluruh Indonesia," katanya.
Jokowi menjelaskan, ini adalah pembangunan yang dicita-citakan bersama.
"Pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Pembangunan yang memberi dampak bagi masyarakat luas. Pembangunan yang membuka peluang untuk tumbuh bersama," jelasnya seperti dikutip dari viva
Nasib Orang RI: 10 Juta Gen Z Nganggur - Pabrik Malah Tumbang & PHK
Tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Bahkan dilaporkan ada hampir 10 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) yang tidak memiliki kegiatan.
Ironisnya, tidak hanya banyaknya usia muda yang menganggur, kini juga banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di banyak pabrik-pabrik dalam negeri. Terbaru, pabrik sepatu Bata yang memutuskan menutup pabriknya di Purwakarta dan menyebabkan sekitar 233 orang karyawan kehilangan pekerjaannya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada 2023 terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET) di Indonesia. Dari 9,9 juta orang tersebut, 5,73 juta orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda.
Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun.
Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.
BPS mendefinisikan NEET sebagai penduduk usia 15-24 tahun yang berada di luar sistem pendidikan, tidak sedang bekerja, dan tidak sedang berpartisipasi dalam pelatihan. Hal ini mengindikasikan adanya tenaga kerja potensial yang tidak terberdayakan. ***