Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Siswa SMATER Lewoleba Kritik Sistem Pendidikan Politik: Kami Tidak Diajarkan Cara Pilih Pemimpin

 Siswa SMATER Lewoleba Kritik Sistem Pendidikan Politik: Kami Tidak Diajarkan Cara Pilih Pemimpin

Jeje Wawin adalah siswa SMA Frateran Don Bosko Lewoleba yang rutin mengikuti program Nimo Tafa Institute yakni Kelas Demokrasi dan Talkshow Politik.

Pada saat Talkshow di Aula Perpustakaan Daerah Goris Keraf, Jeje melayangkan pendapat kritisnya kepada pemerintah dan partai politik di Lembata.

Talkshow itu membahas tema 'Menggugat Peran Partai Politik Dalam Mewujudkan Pilkada Lembata yang Demokratis'

Ada lima pembicara yang dihadirkan. Mereka adalah pengamat pemilu Elias Kaluli Making, Ketua DPC PDIP Lembata Frans Gewura, Ketua PKN Lembata Juprians Lamabelawa, Kepala Kesbangpol Kanis Making, dan Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus.

Jeje yang datang dengan sahabatnya Ronald Leuhapu memberi sejumlah catatan kritis kepada pemerintah dan partai politik.

Jeje mengakui proses pembelajaran di sekolah terlampau fokus pada pembelajaran akademik. Porsi pembelajaran tentang sistem politik dan pemerintahan di Indonesia masih sangat kurang.

Dalam konteks pemilu, Jeje juga menilai kalau pendidikan hanya mengajari para remaja sebagai pemilih pemula cara untuk memilih di tempat pemungutan suara.

Dan bukan cara memilih pemimpin yang baik dan benar. Ini dua hal yang berbeda menurutnya.

Catatan kritisnya berikutnya Jeje tujukan kepada partai politik. Menurut dia tidak ada kampanye yang efektif dari partai politik di Lembata untuk menarik minat siswa pada politik.

"Ini juga saya rasakan sekali sebagai anak muda. Kami Gen Z memang aktif dengan media sosial tetapi tetapi soal kepemimpinan ini sama sekali belum terbentuk dasarnya," ungkap Jeje.

Lebih jauh, menurut dia, banyak politisi juga terlibat politik uang dan tertangkap karena kasus korupsi. Ini juga yang membuat banyak anak remaja tidak tertarik dengan politik.

Pendapat kritis Jeje Wawin ini mendapat apresiasi dari peserta talkshow.

Andri Atagoran, jurnalis yang memandu jalannya talkshow, mengapresiasi Jeje Wawin yang sudah berani menyampaikan pendapat kritisnya.

Jeje menurut Andri Atagoran adalah satu dari sedikit pelajar di Lembata yang berani mengungkapkan pandangan politiknya sendiri.

"Jeje sudah dua kali ikut kegiatan Nimo Tafa Institute dan dia memang kelihatan cerdas, public speaking-nya bagus dan tentu rendah hati dan mau belajar," ujar Andri.

Menanggapi Jeje, Ketua Partai Kebangkitan Nasional (PKN) Kabupaten Lembata Juprians Lamabelawa menyoroti peran para guru di sekolah dalam memberikan pendidikan politik.

Menurut dia, banyak guru yang 'alergi' dengan kehadiran politisi di sekolah.

Juprians pernah diundang oleh guru salah satu SMA di Lembata untuk bicara tentang politik di sekolah dalam sebuah acara. Dua hari menjelang acara, kepala SMA tersebut membatalkan kegiatan itu karena alasannya Juprians merupakan ketua partai politik.

"Masih ada guru yang pikirannya sempit tentang politik maka tidak heran kalau anak anak murid juga tidak bisa dapat pengetahuan tentang politik yang baik," katanya.

Padahal semua aspek kehidupan masyarakat itu ditentukan oleh keputusan politik termasuk tentang pendidikan.

"Saya heran kalau ada guru atau kepala sekolah yang masih 'alergi' dengan politik. Itu kepala sekolah atau guru dulu sekolah di mana," sindir Juprians Lamabelawa. (*)

Sumber Berita / Artikel Asli : poskupang

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved