Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Miris! Industri Tekstil di Ujung Tanduk, Rocky Gerung: Semua Hal yang Disembunyikan Jokowi Akhirnya Tampil

 Industri tekstil Indonesia saat ini sedang berada di ujung tanduk. Banyak pabrik tekstil mengalami penurunan pendapatan yang signifikan akibat persaingan tidak sehat dengan produk impor, terutama dari China.

Produk-produk impor tersebut beredar luas di pasaran Indonesia dengan harga yang sangat murah, menyebabkan beberapa pabrik lokal gulung tikar dan melakukan PHK massal.

Dalam pernyataannya, Rocky menyoroti bahwa industri tekstil Indonesia hampir tenggelam dan mengungkapkan bahwa hal ini terjadi akibat pemerintahan Jokowi.

Baca Juga: Faisal Basri Mewanti-Wanti Ekonomi Indonesia Akan Babak Belur, Sekarang Industri Tekstil Merugi Pekerja Marak di PHK

“Jadi sebetulnya kalau kita perhatikan, industri tekstil adalah industri yang hampir tenggelam, sebuah sunset industry, dan tentu ini menyangkut permesinan,” ujar Rocky.

Ia menambahkan bahwa mesin-mesin pabrik tekstil Indonesia pasti kalah bersaing dengan mesin-mesin dari China, baik dari segi harga maupun efisiensi tenaga kerja.

Rocky juga menekankan bahwa hal-hal yang disembunyikan oleh Jokowi akhirnya mulai terungkap.

“Kelihatannya semua hal yang disembunyikan oleh Jokowi itu akhirnya tampil ke atas, demikian juga investor yang menganggap mereka bisa bertahan kalau ada perubahan kebijakan,” lanjutnya.

Namun, perubahan kebijakan tersebut dinilai tidak akan menguntungkan investor karena tekanan internasional untuk membuka persaingan internasional semakin kuat.

Lebih lanjut, Rocky menjelaskan bahwa hancurnya basis industri tekstil di Jawa Tengah merupakan akibat dari deindustrialisasi yang sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.

“Ketika Jokowi memamerkan kelebihan pasokan energi listrik di Jawa, dia tidak menjelaskan bahwa itu terjadi karena deindustrialisasi,” tegas Rocky.

Penutupan pabrik-pabrik tekstil berarti banyak buruh terkena PHK, dan kelebihan pasokan listrik tersebut sebagian besar berasal dari komponen impor, yang menyebabkan pemasukan PLN dalam rupiah mengalami krisis.

Menurut Rocky, krisis ini menunjukkan bahwa Indonesia gagal bersaing dengan produk-produk China, bahkan di pasar domestik.

“Bangkrutnya industri tekstil artinya ada sinyal bahwa jangan investasi di Indonesia,” tambahnya.

Rocky juga menyoroti dampak negatif lainnya, seperti penurunan daya beli masyarakat dan hancurnya harga-harga yang terkait dengan suplai UMKM.

“Industri tekstil bangkrut juga menyangkut semua hal, itu pasti daya beli turun, harga-harga yang terkait dengan suplai UMKM juga hancur,” ungkapnya.

Rocky Gerung menegaskan bahwa pemerintah saat ini telah gagal menangani industri tekstil, dan industri lain yang lebih padat modal, seperti sektor keuangan, juga sudah mulai kabur.

Krisis yang dihadapi industri tekstil Indonesia saat ini menunjukkan perlunya tindakan segera dari pemerintah dan semua pihak terkait untuk menyelamatkan industri ini dari kehancuran total.***

Sumber Berita / Artikel Asli : bisnisbandung

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved