Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

'Kematian Pesut Mahakam dan Dampak Pembangunan IKN'

 

Beberapa waktu lalu, seekor Pesut Mahakam ditemukan tewas di Bukit Jering, Kalimantan Timur (Kaltim).

Penemuan pesut Mahakam dewasa jantan yang dikenal bernama Mr. Four itu terjadi pada Minggu (25/02/2024).

Kematian hewan dengan nama latin Orcaella brevirostris ini menambah daftar panjang kabar duka dari dunia konservasi.

Setelah ditemukan, Pesut Mahakam bernama Four ini identitasnya telah teridentifikasi dari sirip punggungnya dan tercatat sudah ada sejak 1999.

Jadi, melalui database foto katalog dari sirip punggungnya, usia dari Mr. Four ini diperkirakan sekitar 25 tahun.

Adapun, kabar kematian dari Pesut Mahakam ini menjadi viral setelah dicuitkan oleh akun X (Twitter) dari @MongabayID.

Dalam postingannya, akun tersebut memperlihatkan sebuah foto yang menunjukkan seekor bangkai hewan mirip Pesut Mahakam sedang mengambang dalam air.

Kemudian, di foto tersebut terdapat dua orang pria yang sedang mengukur hewan mati tersebut di dekat sebuah perahu kecil.

Kematian dari Pesut Mahakam ini sontak langsung menuai perbedatan soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Adapun, sebuah akun menyebut bahwa pembangunan IKN ini menyebabkan habitat Pesut Mahakam tercemari limbah tambang.

"Orang-orang yang bela IKN: "ga ada efeknya pembangunan IKN dan satwa liar sekitarnya". Belom selesai dibangun aja, air tempat pesut mahakam udah tercemari limbah tambang.

Bukannya diperbaiki dan dicari solusi, ditambah lagi kerusakannya dengan bangun ibu kota," tulisnya.

Menurut cuitannya, penyebab beberapa Pesut Mahakam nyaris punah adalah karena pencemaran lingkungan, suara kapal, dan tertabrak kapal.

Ia juga menambahkan selain Pesut Mahakam, hewan lain yang mengalami kondisi sama adalah burung, orangutan, bekantan, dan macan.

Kemudian, netizen pun mencibir bahwa pembangunan IKN ini tidak ada kaitannya dengan kematian Pesut Mahakam.

Hal itu karena jarak antara temuan kematian pesut mahakam itu dengan pembangunan IKN yang mencapai sekira 100 km.

Kemudian, akun yang kerap menjelaskan soal sejarah Indonesia maupun dunia di Twitter, ikut buka suara menanggapi soal cuitan viral ini.

Akun tersebut menulis bahwa dalam dalam perspektif lingkungan dan ekosistem, jarak 100 km masih sangat dekat.

Jadi, meski jarak antara pembangunan IKN dengan temuan kematian pesut ini disebut jauh, tetapi dalam perspektif lingkungan, jarak tersebut sangatlah dekat.

"Dalam perspektif lingkungan dan ekosistem, 100 km itu masih dekat banget."

Dalam Sejarah, kita belajar bagaimana letusan Gunung Tambora di Sumbawa pada tahun 1815 menyebabkan hilangnya musim panas di Eropa pada tahun 1816, puluhan ribu kilometer jauhnya dari Sumbawa," kata akun @neohistoria_id.


Sumber Berita / Artikel Asli : Suara

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved