Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Jokowi dan Gibran Khianati Megawati, PDIP Sulsel: Biarkan Masyarakat Menilai, Kami Tidak Usah


Gelar Rakor, PDIP Sulsel Perkuat Kaderisasi dan Idiologi - Tribun-timur.com

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sulsel Andi Ansyari Mangkona merespons soal Gibran Rakabuming Raka direkomendasikan Partai Golkar menjadi Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Golkar di bawah komando Airlangga Hartarto sudah mendeklarasikan Gibran untuk maju mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Keputusan Gibran yang menerima tawaran cawapres dianggap sebagai penghianatan terhadap PDIP.

Belum lagi, PDIP selama ini berada di kubuh Presiden Joko Widodo dan anaknya, Gibran dalam pertarungan kontestasi politik.

Gibran terpilih sebagai Wali Kota Solo atas restu dan dukungan dari partai besutan Megawati Soekarnoputri.

Andi Ansyari Mangkona mengaku tidak terlalu banyak berkomentar.

Soal bentuk penghianatan Jokowi dan Gibran, Andi Ansyari meminta masyarakat untuk menilai.

"Makanya saya katakan, silahkan masyarakat mengomentari dan menilai seperti apa, kenapa, silahkan dinilai. Kami tidak usah memberi penilaian," kata Andi Ansyari Mangkona kepada Tribun-Timur, Minggu (22/10/2023).

Ketua Fraksi PDIP DPRD Sulsel ini cukup meyakini bahwa klan Jokowi telah khianati PDIP. 

Apalagi, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman yang juga adik ipar Jokowi telah memutuskan syarat calon presiden/wakil presiden pernah atau sedang menjadi kepala daerah.

"Masyarakat tahu kok bagaimana mekanisme keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), bagaimana mana dia ke sana (loloskan Gibran)," kata Andi Ansyari.

"Saya tidak mau komentari, tetapi orang tahu kok semuanya. Kalau orang seperti itu bagaimana kira-kira, kan seperti itu," lanjutnya.

Dia menilai manuver Gibran terkait cawapres, secara otomatis melanggar konstitusi PDIP.

Pasalnya, Jokowi dan Gibran sama-sama kader PDIP dan seharusnya mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

"Kita serahkan ke masyarakat untuk menilai. Maksud saya, benar nggak yang dia lakukan (Gibran maju Pilpres), silahkan masyarakat untuk dinilai," tandasnya.

Terpisah, Pakar Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto menilai Golkar yang mengusung Bakal Cawapres Gibran Rakabuming Raka akan memasuki babak baru.

Pasalnya, selama ini Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selalu mengusung klan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemenangan kontestasi Pilpres maupun Pilkada.

Namun, masuknya putra sulung Jokowi sebagai bakal cawapres Prabowo di Pilpres 2024 dinilai bentuk penghianatan.

"Kita bisa katakan begitu, tetapi dalam politik tentu tindakan-tindakan yang diambil bukan berbasis etika, tetapi berbasis rasionalitas," kata Ali Armunanto.

Ali Armunanto berpandangan, kondisi sekarang memang sangat rasional bahwa Jokowi memberi sinyal dukungan ke Prabowo dengan diusungnya Gibran sebagai proksi.

Jika, Gibran pada akhirnya dipilih oleh Prabowo Subianto untuk mendampinginya bertarung di Pilpres 2024, maka hubungan Jokowi dan Megawati dapat merenggang.

Namun, Ali Armunanto menyebutkan, PDIP di bawah komando Megawati Soekarnoputri tak berani membuang ikatan politik dengan Jokowi.

"Iya (hubungan Megawati-Jokowi bisa renggang), ini sudah jelas dari beberapa hari. Cuman PDIP tidak berani membuang atau melepas ikatan langsung dengan Jokowi karena mereka juga membutuhkan," ujarnya.

Apalagi, Jokowi punya kekuatan besar dalam mempengaruhi suara masyarakat.

Belum lagi, banyak pendukung, relawan dan simpatisan sangat berharap Jokowi bisa menjabat Presiden RI tiga periode.

Meskipun, undang-undang menegaskan bahwa batas jabatan presiden-wapres hanya sampai dua periode.

Dia menilai, banyak relawan yang hidup di bayang-bayang Jokowi.

Seperti, relawan Pro Jokowi alias Projo belum lama ini mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo sebagai capres.

"Misalkan Pro Jokowi alias Projo (relawan pendukung Jokowi) yang mendeklarasikan dukungan kepada Bacapres Prabowo Subianto, mereka masih ingin menggunakan popularitas Jokowi," tandasnya.

Dia menambahkan, jika hubungan PDIP dan Jokowi terputus, maka pemilih-pemilih Jokowi akan berpindah ke capres-cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan sebagai orangtua hanya bisa merestui dan mendokan apa pun yang menjadi keputusan Gibran untuk Pilpres mendatang.

Jokowi mengungkapkan, perihal tawaran cawapres merupakan urusan pribadi anaknya.

Dengan demikian, Jokowi tak ingin mempengaruhi setiap keputusan putra sulungnya tersebut.

"Keputusan semua sudah dewasa, jangan terlalu mencampuri urusan yang sudah diputuskan oleh anak-anak kita," tegas Jokowi.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani lantas merespons pernyataan Jokowi terhadap dukungannya terhadap putra sulungnya.

Anak Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ini menilai wajar seorang bapak mendukung anaknya.

"Pastinya seorang bapak akan mendukung apa yang terbaik buat anaknya," kata Puan usai menghadiri rapat akbar Hari Santri di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, Minggu (22/10/2023) dikutip dari Kompas.com.

Rocky Gerung sebut Jokowi khianati Megawati

Kabar hubungan renggang Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri masih menjadi perbincangan.

Hubungan semakin pecah setelah Jokowi secara terang-terangan hadir di acara Relawan Pro Jokowi (Projo) yang mendukung Prabowo Subianto.

Meski tak hadir bareng Prabowo, tapi Presiden Jokowi dinilai telah mendukung Prabowo Subianto sebagai penggantinya di 2024.

Putra Jokowi, Gibran Rakabumingraka juga dikabrkan menjadi pendamping Prabowo Subianto.

Padahal, secara kepartaian yakni PDI Perjuangan, Jokowi dan Gibran sama-sama kader PDIP dan semestinya mendukung Ganjar Pranowo.

Hubungan renggang Jokowi dan Megawati diamati oleh Pengamat Politik, Rocky Gerung.

Rocky Gerung menyebut Jokowi sebagai Malin Kundang.

Sikap Jokowi yang semakin terang benderang mengarahkan dukungan kepada Prabowo dinilai Rocky lebih dari sekedar pengkhianatan.

Jokowi ogah manut arahan Megawati intuk mendukung jagoan PDIP di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo. 

"Bahkan lebih mungkin kita membayangkan perdamaian antara Israel dan Palestina, kalau terjadi pergantian perdana menteri di Israel tuh," kata Rocky saat berbicara di akun Youtubenya, Rocky Gerung Official, Sabtu (14/10/2023).

Video berjudul "Projo Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran? Perang Barata Yudha Jokowi Vs Mega Dimulai?" itu sudah ditonton 137 ribu kali sampai hari ini, Senin (16/10/2023).

Menurut Rocky, Jokowi sudah menjelma Malin Kundang, legenda seorang anak yang durhaka terhadap ibunya.

"Keuntungan Ibu Mega dia perempuan dan orang menganggap bahwa apapun, putra mahkota politiknya, Jokowi, sudah bertindak sebagai Malin Kundang," ujar Rocky.

Rocky melihat, perang terbuka dengan Jokowi kali ini lebih dahsyat, berbeda dengan perselisihan Megawati dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 18 tahun lalu yang disebabkan karena intrik politik jelang Pilpres 2004.

SBY bukanlah kader yang diasuh Megawati, berbeda halnya dengan Jokowi.

"Kemampuan-kemampuan itu yang kita gak bisa bayangkan bisa datang dari kemarahan yang, ya kemarahan sublim dari seorang ibu yang menganggap bahwa kenapa dia dikhianati."

"Perselisihan Ibu Mega dan Pak SBY kan gak berakhir tuh, karena Bu Mega merasa dikhianati. Tetapi lebih dari itu, Jokowi dibesarkan oleh Mega. Kalau pada waktu itu SBY memang melakukan semacam taktik politik untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan berlawanan dengan Mega," papar Rocky.

Rocky bahkan menganalisa, suasana kebatinan Megawati yang dikhianati putra mahkotanya sendiri sangat sulit diterka.

Jika itu sebuah kemarahan, maka sangatlah dalam sampai seorang psikiater pun akan kesusahan membacanya.

"Tapi yang ini adalah orang yang sudah dijadikan presiden oleh Megawati lho ini, Jokowi. Itu betul-betul satu suasana psikologi yang mungkin hanya bisa dimengerti oleh para psikiater."

"Tapi bagi rakyat, tanpa keterangan psikiater, langsung ada semacam hukuman moral, apapun keterangan Jokowi, dia berkhianat pada ibunya sendiri," pungkasnya.

PDIP Buka Suara

PDIP pun buka suara atas sikap relawan Projo yang memilih mendukung rivalnya.

Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pemilihan Presiden (TKRPP), Ahmad Basarah, mengatakan, pihaknya menghormati keputusan Projo.

Baginya, di negara demokrasi, sikap politik kelompok harus dihargai.

“Menghormati setiap keputusan politik yang diambil oleh masing-masing organ relawan untuk melanjutkan arah politik dan dukungannya pada pilpres 2024,” kata Ahmad di Surabaya, Sabtu (14/10/2023), dikutip dari Kompas.TV.

“Ya itu hak demokrasi masing-masing organ relawan, mereka adalah organisasi yang independen dan mandiri yang tidak bisa dicampuri oleh siapapun,” lanjutnya.

Basarah pun mengklaim pihaknya juga memiliki kelompok relawan yang menamakan diri Projo dan mendukung Ganjar Pranowo.

“Kami juga ada yang namanya Projo Ganjar, sudah mendaftarkan resmi sebagai organ relawan yang mendukung Ganjar Pranowo,” ujar dia. (*)

Sumber Berita / Artikel Asli : Tribunnews

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved